Pengangguran Terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah berkerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai kerja.
Angka pengangguran terbuka di Indonesia Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain itu, pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa dan berlokasi di daerah perkotaan. "Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi pada penganggur wanita dan pengaggur terdidik.
Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak bisa diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu. "Sektor di hulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran adalah sektor kependudukan, pendidikan dan ekonomi.
Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan setengah pengangguran. Pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekan dari 2,0 persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005-2009. Demikian juga pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen. Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhan ekonomi menjadi 6,0 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang hanya mencapai 4,1 persen. Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat dipercepat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan industri.
Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak bisa diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu. "Sektor di hulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran adalah sektor kependudukan, pendidikan dan ekonomi.
Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan setengah pengangguran. Pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekan dari 2,0 persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005-2009. Demikian juga pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen. Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhan ekonomi menjadi 6,0 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang hanya mencapai 4,1 persen. Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat dipercepat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan industri.
JUMLAH PENGANGGURAN DI INDONESIA TAHUN 2005 - 2010
No. | Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 | 2009 | 2010 |
1 | Tidak/Belum Pernah Sekolah/Belum Tamat SD | 1.012.711 | 849.425 | 666.066 | 528.195 | 476.302 | 606.23 |
2 | Sekolah Dasar | 2.540.977 | 2.675.459 | 2.753.548 | 2.216.748 | 2.143.747 | 1.522.465 |
3 | SLTP | 2.680.810 | 2.860.007 | 2.643.062 | 2.166.619 | 2.054.682 | 1.657.452 |
4 | SMTA (Umum dan Kejuruan) | 3.911.502 | 4.047.016 | 3.745.035 | 3.369.959 | 3.471.213 | 3.448.137 |
5 | Diploma I/II/III/Akademi | 322.836 | 297.185 | 330.316 | 519.867 | 486.399 | 538.186 |
6 | Universitas | 385.418 | 375.601 | 409.89 | 626.202 | 626.621 | 820.02 |
Total | 708.254 | 1522.211 | 1406.272 | 1674.264 | 1589.322 | 1964.436 |
Jumlah penganggur dari tahu 2005 sampai tahun 2010 terus mengalami peningkatan kecuali tahun 2009 saja yang mengalami penurunan. Itu terjadi dikarenakan pada tahun tersebut tengah berlangsung pemilihan umum Presiden dan Wakilnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran akan disebutkan melalui
beberapa poin.
1. Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja.
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan
kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur lapangan kerja tidak seimbang.
3. kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik
tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4. Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar